Antisipasi Krisis Pangan, KSP Moeldoko Kembangkan Sorgum Seluas 400 Hektar Di Waingapu.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Molduku terus mengantisipasi krisis pangan.

Moeldoko yang juga menjabat sebagai Presiden HKTI saat ini sedang mengembangkan tanaman sorgum di Waingapu, Sumba Timur, dan Nusa Tenggara (NTT).

Dia juga menargetkan budidaya sorgum minimal seluas 400 hektare tahun ini.

Perjuangan menanam sorgum di Waingapoo dimulai tahun 2016 dengan segala rintangan, musim kemarau dan serangan hama yang tiada henti, namun Moeldoko pantang menyerah dan kini berproduksi serta melibatkan masyarakat dalam berkarya.

Moeldoko mengatakan produksi sorgum harus terus ditingkatkan sebagai bahan pangan pengganti gandum dan beras.

Selanjutnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan diversifikasi (diversifikasi) bahan makanan. Salah satunya melalui pengembangan muara NTT dan lahan sorgum.

“Jadi makanannya tidak hanya terfokus pada jagung, kacang-kacangan dan beras, jangan begitu. Tapi ada varietas lain yang tersedia untuk kita: sorgum dan yang kedua kecelakaan. ”Jumat (16/4) ini merupakan kecelakaan.” kata Molduku.

Kepala Staf Angkatan Darat periode 2013-2015 itu menambahkan, pengembangan tanaman sorgum bisa menjadi langkah maju dalam menekan angka stunting di NTT.

Karena sorgum mengandung nutrisi seperti protein, serat, vitamin dan mineral, maka dapat memenuhi kebutuhan gizi anak.

Moeldoko juga terus menanam sorgum di lahan kering marginal yang memberikan peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat setempat.

“Semua jagung ini bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Untuk itu pemerintah menyiapkan kontraktor untuk memotivasi petani menanam jagung dan hidup sejahtera,” jelasnya.

Moeldoko yang juga Ketua HKTI mengingatkan pemerintah NTT telah menyiapkan roadmap pengembangan sorgum. Tahap awal penyiapan lahan 15.000 hektare.

Luas tahap kedua 50.000 ha dan tahap ketiga 200.000 ha.

“Selain lahan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan pembibitan atau pembibitan sorgum nasional di Wingapo, sehingga 45% sorgum digunakan sebagai benih dan ditanam kembali,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Moeldoko bekerja sama dengan Bupati Sumba Timur memanen sorgum di lahan seluas 50 hektar yang dikelola PT Sorgum Moelti Agriculture di Waingapu.

Hasil panen dari lahan seluas 50 hektar diperkirakan 100 biji kering dan 250 ton biji basah. Benih yang digunakan untuk sorgum adalah varietas Super 1.

Padahal, PT SMA telah menyiapkan lahan seluas 3.200 hektare untuk budidaya dan pengolahan sorgum. Namun, 200 hektar digunakan untuk panen tahun ini. Di sisi lain, hanya 50 hektar dari 100 hektar yang ditanami yang bisa dipanen.

Itu diserang oleh hama belalang pada tahap muda. “Sisanya 50 hektar akan kami maksimalkan,” kata manajer proyek PT SMA Hermanto.